Address
Jl. Lengkong No. 64-62, Cilacap, Central Java 53274
Work Hours
Monday to Friday: 08.00 WIB - 18.00 WIB
Saturday: 08.00 WIB - 12.00 WIB
Address
Jl. Lengkong No. 64-62, Cilacap, Central Java 53274
Work Hours
Monday to Friday: 08.00 WIB - 18.00 WIB
Saturday: 08.00 WIB - 12.00 WIB
Baca Juga: Tahapan Konektivitas CEMS ke KLHK
CEMS (Continuous Emission Monitoring System) adalah sistem yang digunakan untuk memantau dan merekam data emisi gas buang secara real-time dan terus-menerus dari sumber emisi stasioner seperti cerobong pabrik, PLTU, kiln semen, atau fasilitas industri lainnya.
Tujuan utama dari pemasangan CEMS adalah untuk:
Agar sistem ini berjalan dengan baik, CEMS terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja secara terintegrasi. Setiap komponen memiliki peran penting dalam menjamin keakuratan dan keandalan data.
Tahapan pertama dalam sistem CEMS adalah proses pengambilan sampel gas buang langsung dari cerobong. Proses ini dilakukan menggunakan sebuah probe sampling, yaitu pipa khusus yang dimasukkan ke dalam aliran gas. Penempatan probe harus mengikuti standar teknik agar bisa mewakili keseluruhan karakteristik gas buang. Jika posisi probe tidak tepat, maka data yang dikumpulkan bisa bias dan tidak menggambarkan emisi sebenarnya. Sampling yang representatif menjadi dasar penting agar analisis selanjutnya bisa memberikan hasil yang akurat.
Gas buang yang baru diambil dari cerobong biasanya masih dalam keadaan panas, lembap, dan mengandung partikel debu. Jika langsung masuk ke alat ukur, kondisi ini bisa merusak analyzer dan menghasilkan data yang tidak valid. Oleh karena itu, gas terlebih dahulu melalui proses pengkondisian, yang mencakup pendinginan, pengeringan, dan penyaringan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan uap air dan partikel-partikel padat sehingga gas yang masuk ke sistem analisis sudah dalam kondisi stabil, bersih, dan aman untuk dianalisis lebih lanjut.
Setelah dikondisikan, gas buang dialirkan ke analyzer atau alat penganalisis gas. Di tahap ini, gas dianalisis untuk mengetahui kandungan polutannya. Beberapa gas utama yang diukur antara lain SO₂ (sulfur dioksida), NOx (nitrogen oksida), CO (karbon monoksida), CO₂ (karbon dioksida), dan O₂ (oksigen). Setiap jenis gas biasanya diukur dengan teknologi tertentu seperti NDIR (Non-Dispersive Infrared), UV Fluorescence, atau FTIR. Tahapan analisis ini sangat penting karena memberikan data kuantitatif tentang kadar polutan yang dihasilkan oleh proses industri.
Setelah pengukuran dilakukan, semua data dikirim ke DAS (Data Acquisition System). DAS berfungsi sebagai pusat kendali dan penyimpanan data dalam sistem CEMS. Di sinilah semua data pengukuran diolah—mulai dari penghitungan nilai rata-rata, koreksi suhu dan tekanan, hingga validasi otomatis. DAS juga menyimpan data secara berkala dan menyediakan tampilan pemantauan real-time. Dengan sistem ini, operator dapat melihat perkembangan emisi dari waktu ke waktu dan langsung mengetahui jika terjadi pelanggaran ambang batas.
Untuk memastikan sistem tetap memberikan data yang akurat, CEMS harus menjalani proses kalibrasi dan quality assurance secara rutin. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan gas standar (zero dan span gas) yang nilainya sudah diketahui. Selain itu, ada juga metode pengujian seperti RATA (Relative Accuracy Test Audit) yang membandingkan hasil pengukuran CEMS dengan metode manual. Langkah ini merupakan bagian dari verifikasi sistem, dan sangat penting untuk menjaga keandalan dan validitas data jangka panjang, terutama dalam proses audit lingkungan.
Langkah terakhir dari sistem CEMS adalah pelaporan data emisi ke pihak regulator menggunakan DIS (Data Integration System). Sistem ini mengubah data yang dikumpulkan dari DAS ke dalam format pelaporan yang sesuai standar pemerintah. Data ini dikirim secara berkala—biasanya harian atau bulanan—ke server milik instansi seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selain sebagai kewajiban regulasi, laporan ini juga digunakan oleh perusahaan untuk menganalisis tren emisi dan meningkatkan efisiensi proses industri agar lebih ramah lingkungan.
Sistem CEMS bekerja secara berurutan dan terintegrasi mulai dari pengambilan sampel, pengolahan, analisis, hingga pelaporan data. Setiap tahapan memiliki fungsi penting dalam menghasilkan data emisi yang akurat, valid, dan siap digunakan baik untuk pelaporan maupun peningkatan kinerja lingkungan industri. Dengan pemahaman yang baik tentang cara kerja CEMS, perusahaan dapat lebih mudah dalam menjaga kepatuhan terhadap regulasi dan mendukung komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.