Address
Jl. Lengkong No. 64-62, Cilacap, Central Java 53274
Work Hours
Monday to Friday: 08.00 WIB - 18.00 WIB
Saturday: 08.00 WIB - 12.00 WIB
Address
Jl. Lengkong No. 64-62, Cilacap, Central Java 53274
Work Hours
Monday to Friday: 08.00 WIB - 18.00 WIB
Saturday: 08.00 WIB - 12.00 WIB
Baca Juga: Regulasi CEMS di Indonesia – KLHK
Sistem CEMS (Continuous Emission Monitoring System) menjadi sangat penting dalam dunia industri modern, di mana isu lingkungan dan efisiensi operasional tidak bisa dipisahkan. Pemerintah dan masyarakat kini semakin menuntut transparansi dan tanggung jawab industri dalam mengelola dampak lingkungannya. Teknologi ini memungkinkan pemantauan emisi gas buang secara otomatis, akurat, dan berkelanjutan.
CEMS bukan hanya alat ukur, melainkan sistem pengawasan terintegrasi yang berfungsi untuk memantau, mencatat, menganalisis, dan melaporkan emisi secara real-time. Dengan sistem ini, industri tidak hanya bisa memenuhi regulasi lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi proses, menurunkan risiko operasional, dan mendorong keberlanjutan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana cara sistem CEMS bekerja, mulai dari pengambilan sampel gas hingga pelaporan otomatis ke regulator.
CEMS (Continuous Emission Monitoring System) adalah sistem otomatis yang digunakan untuk mengukur kadar gas tertentu yang dilepaskan ke udara melalui cerobong atau stack dari kegiatan industri. Sistem ini biasanya terdiri dari beberapa komponen utama seperti:
CEMS tidak hanya mengukur satu jenis gas, tapi bisa disesuaikan untuk memantau berbagai parameter seperti SO₂, NOx, CO, CO₂, O₂, dan partikulat. Setiap parameter memiliki fungsi penting dalam menilai efisiensi proses dan dampak lingkungan dari kegiatan industri.
Keberadaan CEMS dalam industri sangat penting karena beberapa alasan:
Berikut adalah tahapan kerja sistem CEMS secara lengkap:
Tahap pertama dalam sistem CEMS adalah pengambilan gas buang langsung dari cerobong asap menggunakan probe. Letak probe harus strategis untuk memastikan sampel gas benar-benar merepresentasikan seluruh aliran gas buang.
Pemilihan titik sampling yang salah bisa menghasilkan data yang tidak akurat, sehingga penting dilakukan perancangan sistem sampling yang sesuai dengan standar teknis yang berlaku.
Gas yang keluar dari cerobong umumnya panas, mengandung uap air, dan partikel debu. Jika langsung dianalisis, kondisi ini bisa merusak sensor dan menghasilkan pembacaan yang salah.
Oleh karena itu, gas buang dikondisikan terlebih dahulu melalui proses:
Tahap ini sangat penting untuk menjaga keandalan dan umur pakai alat analisis.
Setelah dikondisikan, gas dialirkan ke analyzer, yaitu alat yang bertugas mengukur konsentrasi masing-masing jenis gas. Analyzer yang digunakan dalam CEMS biasanya menggunakan teknologi seperti:
Masing-masing analyzer memberikan data konsentrasi gas yang sangat presisi, bahkan pada tingkat part per million (ppm).
Data dari analyzer tidak langsung dilaporkan. Semua hasil pengukuran dikirim ke DAS, yang berfungsi sebagai pusat pengolahan dan penyimpanan data. Fungsi utama DAS meliputi:
Dengan DAS, operator bisa memantau tren emisi secara real-time dan mengambil keputusan yang lebih cepat jika terjadi lonjakan emisi.
Agar sistem tetap menghasilkan data yang sah dan akurat, kalibrasi berkala sangat penting. CEMS dilengkapi dengan sistem kalibrasi otomatis yang menggunakan gas standar bersertifikat.
Jenis pengujian yang umum dilakukan meliputi:
Kegiatan ini biasanya diwajibkan oleh pemerintah dan menjadi bagian dari Quality Assurance Plan (QAP).
Setelah semua data divalidasi, sistem CEMS akan secara otomatis membuat laporan dalam format yang telah ditentukan. Laporan ini dikirim ke instansi pemerintah, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui sistem DIS (Data Interface System).
Laporan ini tidak hanya digunakan untuk keperluan regulasi, tetapi juga oleh perusahaan untuk:
Salah satu keunggulan sistem CEMS adalah kemampuannya untuk terintegrasi langsung dengan sistem kontrol proses industri, seperti DCS (Distributed Control System) atau PLC (Programmable Logic Controller). Ini memungkinkan:
Dengan kata lain, CEMS bukan hanya alat pasif, tapi juga bisa menjadi bagian aktif dari sistem kontrol proses.
Menggunakan CEMS memberikan banyak keuntungan strategis bagi industri, antara lain:
Sistem CEMS merupakan teknologi penting dalam industri yang ingin beroperasi secara efisien, patuh terhadap peraturan, dan berkomitmen terhadap keberlanjutan. Dengan tahapan kerja otomatis dari pengambilan sampel hingga pelaporan, CEMS memberikan visibilitas penuh terhadap emisi yang dihasilkan pabrik secara real-time.
CEMS bukan hanya alat untuk memenuhi regulasi, tapi juga menjadi alat strategis untuk pengambilan keputusan, efisiensi proses, dan perlindungan lingkungan jangka panjang. Dalam dunia industri yang semakin terdigitalisasi, kehadiran CEMS menjadi bukan lagi pelengkap—melainkan bagian vital dari sistem produksi modern.